Sabtu, 01 Oktober 2011

~Shafaq~

Nuansa jingga an keemasan terpancar.
Sang bintang kejora menampakkan diri.
Sangat memukau.
Sayap-sayap bidadari terbentang di lembayung senja.
Menebar keindahan duniawi.
Seulas senyum menghias seraut wajah sayu.
Hatinya terus mendayu-dayu.
Masih menahan rindu pada pujangga cinta.
Syair-syair sendu mengalir.
Sedikit merintih bersama irama angin.
Terkirim kabar dari keramaian.
Jiwa Shafaq telah membuncah.
Terlupakan.
Hujan cahaya terpusat menuju ufuk barat.
Ya...
Ia lah Sang Primadona di ujung hari.
Aura kecantikan yang tak terbantahkan.
Sang Shafaq nan mempesona.



18:17
23.09.11

Just Tell Me

Seberat apakah beban yang bergelayut dalam batinmu?
Sebesar apakah batu penghalang yang menyumbat goa hatimu?
Katakanlah...
Ceritakan apa yang ingin kau ungkapkan.
Jangan kau simpan sendiri.
Tentang rasamu.
Juga tentang keadaanmu.
Diam tak akan membungkam segalanya.
Pun jika kau selalu berucap;
" Aku baik-baik saja "

Aku tahu ada yang sedang kau pendam.
Itu hanya karena kau mencoba meyakinkan diri, bahwa;
" Semuanya pasti akan baik-baik saja "

Aku mengerti dirimu.
jadi,
Lekaslah kau utarakan apa yang menjadi penghambat kebebasanmu itu.



23:04
20.09.11

Adakah Aku dalam Bayangmu?

Harus dengan apa aku menjelaskannya?
Harus dengan apa agar kau bisa mengerti.
Harus dengan apa lagi?
T'lah aku gambarkan suasana hati.
Dengan sketsa-sketsa sederhana.
T'lah ku nyanyikan symphoni jiwa.
Dengan nada-nada harmonis seirama.
Tidakkah itu menyentuhmu?
Harus bagaimana aku menjelaskannya.
Tidakkah kau pahami gejolak rasaku?
Aku lelah bila begini keadaannya.
Asaku tak jua mendapat sambutmu.
Harapku tak kunjung memetik uluranmu.
Sungguh aku letih berusaha sendiri.
Mau kau menatap dalam dirimu sesaat?
Adakah aku dalam bayangmu?



21:20
20.09.11

Gugur Menanti Semi

Tak jarang kesetiaanku dibayar kekecewaan.
Sering penantianku berujung hampa.
Terkadang juga harapan hanya sebatas angan.
Kita bermimpi.
kita merencanakan.
Kembali Tuhan yang menentukan.
Takdir yang memilih kita.
Bukan sebaliknya.
Meski apa yang selalu coba ku yakini dalam hati,
Tak menampakkan kebenarannya.
Penyesalan tak bisa membuatku diam.
Aku tetap percaya.
Cahaya itu akan ada dalam gelap.
Laksana pelangi yang muncul setelah hujan reda.
Nikmat bahagia kan ku kecup.
Aku kan menunggu itu,,,



21:00
20.09.11

Present

Tak ada janji yang terlupakan.
Hanya waktu belum mengizinkan.
tentang mimpi-mipi yang terealisasikan.
Semoga indah sesuai harapan.
Bila hati terluka karena perkataan.
Tutur maaf membasuh kekecewaan.
halus budi menghapus sayatan.
Air mata yang terabaikan.
Kedukaan yang tak bekesudahan.
Musnah lenyap segala dugaan.
Pupus dengan pemakluman.
Yang lalu biarkan menjadi kenangan.
Yang akan datang dibingkai angan.
Untuk saat ini ingin ciptakan.
Senyum tulus nan menawan.
Pada seorang kawan dipersembahkan.



20:49
20.09.11

Kaulah Sang Cahaya

Angin...
Apakah dirimu?
Embun...
Apakah dirimu?

Lembut menyentuh hati yang pilu.
Sejuk membelai kalbu yang kelu.

Udara...
Itukah dirimu?
Air...
Itukah dirimu?

Sulit bernafas bila tak ada dirimu.
Haus rindu bila tak bertemu.

Cahaya...
Dirimu yang sebenarnya.
Kau bintang di langitku.

Cahaya...
Itulah dirimu.
Pelita dalam gulita duniaku.

Bukan angin.
Bukan embun.
Bukan pula udara.
Ataupun air.

Kaulah cahaya.
Karena dirimulah sang cahaya.
Cahaya...



01.46
20.09.11

Dendam

Terselip bintang di bingkai malam.
Bulan bersembunyi hadirkan kelam.
Cahaya lilin meredup lalu padam.
Ku sapa angin, ia hanya diam.
Awan-awan mendung menghitam.
Sunyi membungkam.
Ringkik batu jalanan begitu mencekam.
Kidung kematian melengking tajam.
Debu-debu nista menghantam.
Menghunus relung batin terdalam.
Misteri kan tetap terpendam.
Pada sang jiwa yang penuh dendam.



20:59
19.09.11

Sebuah Kesalahan

Kau sebut aku bintang cemerlang dilangit malam.
Tidak.
Akulah sang bintang redup,
yang menunngu detik kematiannya dalam kegelapan.

Kau sebut aku senja berkilau di lembayung jingga.
Tidak.
Akulah snag senja kelabu,
yang menanti saat sirnanya dalam gulita.

Kau sebut aku angin lembut di atmosfer jiwa.
Tidak.
Akulah sang angin ribut,
yang mengguncang dunia damai.

Kau sebut aku mawar menawan di taman hati.
Tidak.
Akulah sang mawar berduri,
yang siap melukai pecintaku.

Kau sebut aku peri cantik d istana nirwana.
Tidak.
Akulah sang peri kecil yang terkucil dan terbelenggu.

dan inilah diriku...



19:44
19.09.11