Jumat, 27 April 2012

Sayangku ...


Sayangku,
Berpuluh hari telah melintasi kita
Bersama terik mentari dan dingin udara malam
Bentang jarak semakin jauh dirasa

Sayangku,
Langit tak lagi sebiru dulu saat kita memandangnya berdua
Awanpun tak lagi secerah dulu saat kita mengejar alur impian kita bersama

Sayangku,
Aku tahu kini kita bagai fajar dan senja
Yang sama-sama memukau
Tapi tak bisa berkilau bersama
Ku sadar kini kita punya cerita sendiri-sendiri
Aku dengan dukaku
Kau dengan pedihmu
Aku dengan tawaku
Kau dengan sukamu
Tak seperti dulu
Sedihmu sedihku
Bahagiaku bahagiamu
Sayangku,
Sulit bagiku untuk percaya keadaannya
Teramat sulit ku menjalaninya
Bahkan aku maih bisa melihat byangmu dengan jelas dalam  mimpiku

Sayangku,
Adakah kau merasakan hal yang sama?
Ku yakin iya.
Karena kau dan aku tetaplah satu

Sayangku,
Harus selalu kau tahu
Di tiap malam sebelum menutup mata
Hatiku selalu berdoa untukmu
Untuk kedamaian jiwamu
Untuk ketenangan tidurmu
Juga untuk keindahan dalam buai mimpimu

Sayangku,
Ku harap kau tak lelah untuk tetap bertahan
Aku ingin kau tak menyerah untuk terus berjuang
Aku disini
Bersamamu dalam setiap doa

Sayangku,
Jangan pernah kau lunturkan senyum manis itu dari wajahmu
Sungguh bila senyummu memudar dan lenyap
Maka aku akan menggugat diriku
Yang tak mampu menepati janji tuk goreskan senyum di tiap hari-harimu

Sayangku,
Aku sayang padamu

_saat hujan turun_
08.11.11
18:11

Tanpa Kata


Tanpa kata yang terucap
Nada-nada berlalu. Menghilang
Tanpa kata yang terucap
Syair-syair kering. Membisu
Tanpa kata yang terucap
Bebait rapuh. Tanpa arti
Tanpa kata yang terucap
Sajak buyar. Tanpa makna
Tanpa kata
Dendam menyimpan benci pada ribuan janji yang terlontar
Dendam menyimpan amarah pada juataan ucap manis yang ada
Tanpa kata
Dendam menyimpan segala ego dalam diamnya
Tanpa kata
Yang akan membuatnya mati secara perlahan
Karena siksa perih sang pendusta yang menyanyat pilu hati
Dan terabaikan begitu saja
Tanpa kata pula
Biarkan waktu membungkam semua rahasia
Tentang jiwa pecundang yang bersemayam setia pada diri sang bintang


27.10.11
21:10

Tanya Hati


Tanya hatiku,
Apakah ia masih menyimpan rindu pada sang pelangi?
Tanya hatiku,
Apakah ia masih menyimpan rindu pada sang hujan?
Tanya hatiku,
Apakah ia masih menyimpan rindu pada sang langit?
Tanyaku pada hati,
Apakah benar ia masih bisa merasakan rindu itu?
Tanya hatiku,
Benarkah kini tak ada lagi kisah tentang pelangi?
Tanya hatiku,
Benarkah kini tak ada lagi cerita tentang hujan?
Tanya hatiku,
Benarkah kini tak ada lagi senandung tentang langit?
Tanya hatiku pada hati yang terus menyimpan tanya


24.10.11
22:22

Sabit Awal Oktober


Bukan rinai hujan yang ku nanti datang
Bukan pula lengkung pelangi yang ku rindu hadir
Saat ini di awal hari baru
Bukan hujan ataupun pelangi yang menghadirkan cerita
Melainkan senyum sang rembulan
Berbingkai kabut yang meyelimuti rupanya
Berhias awan-awan gelap yang mengelilinginya
Sabit awal bulan yang kesepian
Ia sendiri di luasnya langit malam
Pada sudut penjuru mata angin, ia menggantung
Tak ada gemintang cemerlang yang menemani disisinya
Aku jadi berfikir,
Tidakkah ia jenuh dengan kesendiriannya malam ini?
Tapi sudahlah
Sepertinya ia tampak baik-baik saja
Meski ada seraut gurat kelam yang menghias pada paras sang sabit awal bulan


01.10.11
20:20

Memories


Peristiwa di masa lampau
Bayang-bayang tentang kekhawatiran menyentuk hari-hari
Gelisah menemani sepanjang perjalanan yang ku tempuh
Sendu biru terselip di sela bahagia semu
Berbaur di keramaian pikiranku kosong
Memandang langit tampak hampa
Tanpa rasa aku menangis dalam diam
Mengingatnya


05.11.11
10:53