Lihatlah langit malam yang bertabur gemintang cemerlang, bak mutiara yang bersinar di kanvas hitam.
Lihatlah rembulan sabit yang bercahaya, bak senyum manis sang bidadari yang merekah.
Lihatlah kuntum melati yang mulai ranum di pucuk tangkainya, merebakkan aroma wangi diantara semilir angin malam yang dingin.
Lihatlah dengan matamu.
Lihatlah dengan seksama.
Lihatlah dan kau akan merasakannya.
Perlahan kabut kegalauan itu menghilang dari ruang jiwamu.
Berganti dengan pelangi ketanangan kan menghias dinding hatimu.
Lihatlah duhai sayangku.
Semesta masih bersamamu.
Lihatlah ...
Langit senantiasa menanti hadirmu di istananya.
Jangan takut untuk kembali kepakkan sayapmu.
Pun bila kau terjatuh lagi, ada aku yang akan merawat luka-lukamu hingga pulih.
Tidakkah kau ingin terbang bersama peri-peri di hamparan awan?
Lihatlah wahai malaikat kecilku.
29.10.11
19:03
Lihatlah rembulan sabit yang bercahaya, bak senyum manis sang bidadari yang merekah.
Lihatlah kuntum melati yang mulai ranum di pucuk tangkainya, merebakkan aroma wangi diantara semilir angin malam yang dingin.
Lihatlah dengan matamu.
Lihatlah dengan seksama.
Lihatlah dan kau akan merasakannya.
Perlahan kabut kegalauan itu menghilang dari ruang jiwamu.
Berganti dengan pelangi ketanangan kan menghias dinding hatimu.
Lihatlah duhai sayangku.
Semesta masih bersamamu.
Lihatlah ...
Langit senantiasa menanti hadirmu di istananya.
Jangan takut untuk kembali kepakkan sayapmu.
Pun bila kau terjatuh lagi, ada aku yang akan merawat luka-lukamu hingga pulih.
Tidakkah kau ingin terbang bersama peri-peri di hamparan awan?
Lihatlah wahai malaikat kecilku.
29.10.11
19:03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar