Sabtu, 26 Maret 2011

Pengadilan Nurani

Dan yang tersisa dari pertempuran itu
Adalah peluh yang mengalir
Membasahi wajah sayu nan letih
Tetesan darah yang tertumpah
Tak lagi berarti
Meski merah menggenang di jalanan
Senyum murka jusrtu berkuasa
Jerit tangis dan air mata
Dari jiwa yang tak berdosa
Hanya menggema di gua dinding hati yang membatu
Mereka para pengikut nafsu
Hanyalah sosok iblis berwujud jasad nyata
Manusia dengan bayangan setan bertanduk
Lihatlah Saudaraku!
Ini bukan skenario drama
Ini sebuah realita
Sampai kapan akan terus bergulir?
Tanykan saja pada pengadilan nurani
Itupun selama nurani masih murni
Tak terjangkit penyakit sosial yang berkedok kemerdekaan hak


[persembahan bagi pergejolakan di Timur Tengah. Hentikanlah!]



08:21
21.3.11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar