Sabtu, 12 Februari 2011

Jadilah Bintang, Bukan Awan


Saat malam tiba, ketika kegelapan meliputi seluruh ruang di bumi, jauh di langit tinggi sana berkelap-kalip bintang bercahay menerangi langit. Bintang-bintang itu bertebaran membentuk berbagai gugus yang enak dipandang mata. Bintang itu menjadi sumber cahay yang membuat kegelapan menjadi indah. Dia akan selalu tinggi menjulang, walaupun terlihat dari bayangan air di bumi.

Beda dengan awan yang berarak putih atau hitam di langit sana. Ia terbang bergumpal-gumpal meninggi menuju langit, seakan-akan ialah yang tertinggi di dunia ini dan tak ada lagi yang lebih tinggi darinya. Padahal gumpalan awan berarak itu tidak ada artinya apa-apa. Awam tidak lebih sekadar batas pandang manusia di langit. Awan, membumbung tinggi tapi kosong, seakan berada di atas padahl tidak punya arti apa-apa.

Bintang adalah sang juara. Ia mempunyai sumber cahaya di dalam dirinya yang tercermin pada kehidupan sehari-harinya. Dalam Kehidupan kita, sumber cahaya itu adalah ilmu, keterampilan, dan sikap mental yang kita miliki. Bintang memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam bidang yang digelutinya, yang membuatnya menjadi sumber pengetahuan bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Bintang adalah sumber cahaya terang yang mengembangkan dirinya sendiri dan menjadi penerang bagi orang lain. Ia mampu membimbing tim dan rekan kerjanya untuk bersama-sama membangun kekuatan bintang yang bersinar.

Tidak hanya itu, bagi para pelaut, gugusan bintang di angkasa menjadi petunjuk jalan yang mengarahkannya dan memberikan informasi kapan harus melaut, ke arah mana, dan bagaimana kondisi alam yang menyertai. Pelaut alam memanfaatkannya agar hasil laut tanggkapannya bisa bertambah banyak.

Bintang di langit juga membuat langit begitu indah. Ia mewarnai kegelapan malam dengan cahayanya yang terang benderang. Walaupun keadaan malam begitu kelam, kehadirannya membuat kekelaman itu menjadi lebih berwarna.

Sebaliknyalah awan. Ia membumbung tinggi ke langit bukan karena bobotnya tapi justru karena ringannya.

Pepatah arab berbunyi,
" Tawadha takun kannajmi laaha linadzirin wala takun kaddukhaani ya'luu binafsihi Ila tabaqaatil jawwi wahiya raniin "
Rendah hati, dan jadilah bintang yang menjulang di langit walau dalam bayangan air sekalipun, ia tetap menjulang tinggi. Dan janganlah menjadi awan yang terbang di langit seakan-akan tinggi, padahal tidak ada isinya apa-apa.



[Man Jadda Wajada_Akbar Zainudin]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar