Senin, 21 Februari 2011

Syair di Pagi Hari

Pagi telah mengejawantahkan kegelapan menjadi harapan-harapan baru tuk memulai hari.

Pucuk-pucuk daun dan kelopak melati masih mneyimpan wangu titik-titik embun.

Aura sejuk tersiram lembutnya hembusan angin.

Di ufuk timur sana, kilau keemasan nan jingga terhampar bak kain sutera halus di ujung ladang langit biru.

Ceracau burung menjadi paduan suara merdu dalam orkesta dunia.

Mengiring jejak kaki menapaki tiap penggal waktu yang tersisa.

Dan diantara gempita suasana ku lukiskan satu detik masa, dimana jiwa telah tertambat pada sebuah keindahan.

Keindahan akan panggung semesta mementaskan hikayat yang syarat akan hikmah didalamnya.





[20.02.11 06:21]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar