Mengapa kau kembali menangis?
Seberapa getirkah ceritamu, hingga membuatmu tak berhenti hujamkan paku-paku air ke pelukan bumi?
Mengapa gundahmu tak juga lenyap?
Adakah kau merasakan kepiluan yang tajam menghunus damaimu?
Isakmu, datangkan nyeri menyayat di dinding-dinding sukmaku.
Semoga kau bisa bisikkan misteri dalam ragamu.
Meski hanya lewat angin.
Oooh, Langit siangku yang sayu ...
25.02.11
10.05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar